dr Indah Agung Aprilia
Jantung manusia dikendalikan oleh sistem kelistrikan khusus yang disebut sistem konduksi jantung.
Sistem listrik atau sistem konduksi jantung normal adalah mekanisme alami yang mengatur detak jantung secara teratur dan sinkron, sehingga jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan efisien.
Sistem ini terdiri dari jaringan sel khusus yang mampu menghasilkan dan menghantarkan impuls listrik dengan urutan dan kecepatan yang sangat spesifik.
1. Komponen Utama Sistem Konduksi Jantung
- Nodus Sinoatrial (SA node): Terletak di atrium kanan, berfungsi sebagai alat pacu jantung alami yang menghasilkan impuls listrik pertama. Impuls ini memicu kontraksi atrium dan menentukan kecepatan detak jantung normal, yaitu sekitar 60–100 kali per menit saat istirahat.
- Nodus Atrioventrikular (AV node): Terletak di antara atrium dan ventrikel. AV node memperlambat laju impuls listrik, memberi waktu atrium untuk berkontraksi dan mengosongkan darah ke ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.
- Berkas His dan Cabang-cabangnya: Setelah melewati AV node, impuls listrik diteruskan ke berkas His, lalu ke cabang kanan dan kiri yang membawa impuls ke masing-masing ventrikel.
- Serabut Purkinje: Jaringan serabut ini menyebarkan impuls listrik ke seluruh dinding ventrikel, menyebabkan kontraksi ventrikel secara serempak sehingga darah dipompa keluar dari jantung ke paru-paru dan seluruh tubuh.
2. Cara Kerja Sistem Konduksi Jantung
- Impuls listrik dihasilkan oleh SA node di atrium kanan.
- Impuls menyebar ke seluruh atrium, menyebabkan kontraksi atrium.
- Impuls mencapai AV node, terjadi penundaan singkat.
- Impuls diteruskan ke berkas His, lalu ke cabang kanan dan kiri.
- Impuls menyebar melalui serabut Purkinje ke seluruh ventrikel, memicu kontraksi ventrikel.
Gambaran konduksi listrik jantung
Urutan dan kecepatan penghantaran impuls ini sangat penting agar atrium dan ventrikel berkontraksi secara terkoordinasi. Jika sistem konduksi ini berjalan normal, jantung akan berdetak secara teratur dan efisien.
Gangguan pada sistem konduksi dapat menyebabkan irama jantung tidak normal (aritmia), yang bisa berupa detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
2. Apa Itu Gangguan Listrik Jantung
Dalam kondisi normal, jantung berdetak 60–100 kali per menit saat istirahat, dengan urutan kontraksi atrium terlebih dahulu, diikuti ventrikel.
Gangguan listrik jantung terjadi ketika sistem konduksi jantung tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga urutan dan kecepatan impuls listrik terganggu.
Akibatnya, irama jantung menjadi tidak normal—terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini dikenal sebagai aritmia.
Gangguan ini dapat menyebabkan gejala seperti jantung berdebar, pusing, pingsan, kelelahan, sesak napas, hingga nyeri dada. Jika tidak ditangani, aritmia dapat berujung pada komplikasi serius seperti stroke atau henti jantung mendadak.
3. Penyakit Terkait Gangguan Listrik Jantung
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan gangguan listrik jantung antara lain:
- Aritmia: Gangguan irama jantung, bisa berupa bradikardia (detak jantung lambat, <60 kali/menit) atau takikardia (detak jantung cepat, >100 kali/menit). Gejalanya meliputi lemas, pusing, nyeri dada, sesak napas, hingga pingsan.
- Fibrilasi Atrium: Jantung berdetak cepat dan tidak teratur, meningkatkan risiko stroke.
- AV Blok: Hambatan pada penghantaran impuls listrik dari atrium ke ventrikel, menyebabkan detak jantung melambat.
- Supraventrikular Takikardi: Detak jantung sangat cepat yang berasal dari atas ventrikel.
- Ventrikel Fibrilasi: Jantung hanya bergetar tanpa memompa darah secara efektif, kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Penyebab gangguan listrik jantung bisa berasal dari penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, penyakit jantung bawaan, gangguan elektrolit, gangguan tiroid, konsumsi obat tertentu, hingga gaya hidup tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres.
4. Dokter Ahli yang Menangani Gangguan Listrik Jantung
Penanganan gangguan listrik jantung dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (Sp.JP).
Untuk kasus aritmia yang kompleks, penanganan dilakukan oleh dokter subspesialis elektrofisiologi jantung (electrophysiologist atau EP), yang memiliki keahlian khusus dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan sistem kelistrikan jantung, termasuk melakukan prosedur ablasi untuk mengatasi aritmia.
Konsultasi dengan dokter spesialis aritmia sangat penting, terutama jika gejala aritmia sering muncul atau berulang, atau jika terdapat faktor risiko penyakit jantung.
4. Dokter Ahli Aritmia (EP) di BraveHeart
BraveHeart Center merupakan one stop solution cardio center yang memiliki ahli jantung dengan berbagai multidisiplin ilmu.
Dokter ahli aritmia di BraveHeart sebagai berikut:
- Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS
- Dr. Simon Salim, Sp.PD-KKV, Mkes, AIFO, FINASIM, FACP, FICA
Keduanya merupakan Konsultan Elektrofisiologi/Terapi Alat dan Kardiologi Intervensi yang memiliki keahlian di bidang gangguan irama jantung.
Konsultasikan Gangguan Listrik Jantung ke Ahlinya
Gangguan listrik jantung merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan berisiko fatal jika tidak ditangani.
Deteksi dini, pemeriksaan rutin, dan konsultasi dengan dokter spesialis jantung, khususnya subspesialis elektrofisiologi, sangat dianjurkan untuk diagnosis dan penanganan optimal.
BraveHeart, bagian dari “Center of Excellence” Brawijaya Healthcare, menyediakan perawatan kardiovaskular tingkat lanjut dengan fasilitas mutakhir dan perawatan ahli dari spesialis terkemuka.
BraveHeart, tidak hanya terfokus pada jantung dewasa tapi juga menyediakan layanan jantung anak, segera konsultasikan concern anda terkait penyakit jantung bawaan ke BraveHeart