Mengapa Kematian Mendadak Sering Terjadi pada Atlet?

Author : dr. Indah Agung Aprilia

Kematian mendadak pada atlet seringkali menjadi perhatian publik. Menjadi pertanyaan karena atlet diketahui rajin olahraga, lalu mengapa tetap mengalami kematian mendadak? 

Data menunjukkan bahwa kematian mendadak paling sering disebabkan oleh gangguan kardiovaskular, dengan laki-laki dan kelompok usia tertentu memiliki risiko lebih tinggi. 

Berkenalan dengan Istilah Kematian Mendadak

Kematian mendadak didefinisikan sebagai suatu proses terkait dengan waktu kematian yang terjadi secara instan dalam suatu kejadian atau peristiwa. 

World Health Organization (WHO) memaparkan definisi yang lebih spesifik, menjelaskan kematian mendadak sebagai kematian yang tidak terduga dan bersifat alamiah, baik yang terjadi di bawah pengawasan langsung dan dalam waktu satu jam setelah munculnya gejala, atau dalam rentang waktu 24 jam setelah terakhir kali terlihat dalam keadaan hidup dan bebas dari gejala. 

Sementara menurut International Classification of Diseases 10 (ICD-10), kematian mendadak didefinisikan sebagai kematian yang terjadi tanpa kekerasan dan tidak dapat dijelaskan, terjadi kurang dari 24 jam sejak timbulnya gejala.

Meskipun definisi sedikit berbeda, konsepnya tetap sama yaitu kematian yang terjadi secara tidak terduga pada individu yang sebelumnya tampak sehat.

Seberapa Sering Kematian Mendadak Terjadi pada Atlet?

Kematian mendadak pada atlet terjadi dengan prevalensi yang relatif rendah namun signifikan. Studi melaporkan frekuensi kematian jantung mendadak pada atlet berkisar antara 0,24 sampai 6,8 per 100.000 atlet per tahun. 

Estimasi lain menyebutkan insiden kematian mendadak pada atlet berkisar antara 1 dari 40.000 hingga 1 dari 80.000 atlet per tahun. 

Data dari berbagai studi menunjukkan angka insiden bervariasi tergantung usia dan kategori atlet, misalnya pada atlet umum usia 8-44 tahun insiden diperkirakan antara 1/82.645 sampai 1/300.000 per tahun, sementara pada atlet mahasiswa sekitar 1/43.770 sampai 1/67.000 per tahun.

Secara keseluruhan, kematian mendadak pada atlet seringkali terjadi akibat gangguan jantung yang tidak terdiagnosis sebelumnya, seperti kardiomiopati hipertrofik, anomali arteri koroner, atau penyakit arteri koroner pada atlet yang lebih tua. 

Meski jarang, kejadian ini cukup mendapat perhatian publik karena sering terjadi pada atlet yang tampak sehat dan aktif.

Jadi, meskipun kematian mendadak pada atlet tergolong jarang, risikonya nyata dan berkisar antara 0,24 sampai 6,8 per 100.000 atlet per tahun, dengan variasi tergantung usia dan jenis olahraga. 

Pencegahan melalui skrining kardiovaskular rutin sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi risiko sejak dini.

Penyebab Kematian Mendadak Karena Jantung Pada Atlet

Penyebab kematian mendadak terkait kardiovaskular pada atlet umumnya berasal dari kondisi jantung yang tidak terdiagnosis sebelumnya dan dapat dipicu oleh aktivitas fisik intens. Penyebab utama berbeda berdasarkan usia atlet:

  • Pada atlet muda (di bawah 35 tahun), penyebab paling umum adalah:
    • Kardiomiopati hipertrofik (HCM), yaitu penebalan otot jantung yang menyebabkan gangguan aliran darah dan aritmia mematikan.
    • Anomali arteri koroner kongenital, kelainan bawaan pada struktur arteri koroner yang dapat menghambat suplai darah saat jantung bekerja keras.
    • Kelainan aktivitas listrik jantung, seperti sindrom Long QT dan sindrom Brugada yang menyebabkan aritmia fatal.
    • Miokarditis, peradangan otot jantung yang melemahkan fungsi jantung dan memicu gangguan irama.
    • Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy (ARVC), penyakit genetik yang menyebabkan gangguan irama jantung.
  • Pada atlet yang lebih tua (di atas 35 tahun), penyebab utama adalah:
    • Penyakit jantung koroner (PJK), penyumbatan arteri koroner akibat plak aterosklerosis yang dapat pecah saat aktivitas fisik berat dan memicu serangan jantung fatal.
    • Penyakit jantung struktural yang sudah ada sebelumnya dan gangguan listrik jantung seperti aritmia juga berkontribusi signifikan.

Selain kondisi jantung tersebut, faktor pemicu lain yang dapat meningkatkan risiko kematian mendadak saat olahraga meliputi:

  • Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit (kalium, magnesium) yang dapat memicu aritmia.
  • Penggunaan doping atau suplemen yang tidak terkontrol, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung berlebihan.

Cedera tumpul pada dada akibat kontak fisik dalam olahraga tertentu (seperti tinju atau taekwondo) juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan henti jantung mendadak.

Mengapa Kematian Mendadak Sering Terjadi Pada Atlet?

Meskipun atlet umumnya dianggap sebagai individu dengan kondisi kesehatan prima, kematian mendadak pada atlet tetap menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan. 

Kematian mendadak pada atlet sering terjadi karena kondisi jantung yang tidak terdiagnosis sebelumnya dan menjadi manifes ketika jantung berada dalam tekanan fisik yang ekstrem selama aktivitas olahraga intensitas tinggi.

Pada atlet dengan kondisi jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya, aktivitas fisik yang berat dapat memicu aritmia fatal yang menyebabkan henti jantung. 

Beberapa kondisi jantung bawaan atau yang berkembang kemudian, seperti kardiomiopati hipertrofik, anomali arteri koroner, dan sindrom QT panjang, sering tidak menunjukkan gejala yang jelas dan hanya terdeteksi setelah terjadi kematian mendadak.

Latihan intensitas tinggi, meskipun umumnya bermanfaat untuk kesehatan jantung, pada beberapa individu dengan predisposisi genetik atau kondisi jantung tertentu, dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan irama jantung yang fatal. Kondisi stress fisik dan emosional saat kompetisi juga dapat berperan sebagai faktor pemicu pada individu yang berisiko.

Skrining kesehatan jantung secara rutin pada atlet sangat penting untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi yang berpotensi mematikan sebelum menjadi fatal. 

Pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG), ekokardiogram, dan tes fisik spesifik dapat membantu mendeteksi kelainan jantung yang tidak disadari sebelumnya.

Konsultasikan Kesehatan Jantung ke Ahlinya

Kematian mendadak merupakan masalah kesehatan yang signifikan dengan penyakit kardiovaskular sebagai penyebab utama. 

Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, meskipun laki-laki dan kelompok usia 40-60 tahun memiliki risiko lebih tinggi. 

Secara keseluruhan, kematian mendadak pada atlet sering kali merupakan akibat dari kondisi jantung genetik atau bawaan yang tidak terdeteksi, diperparah oleh tekanan fisik dan faktor pemicu lain selama aktivitas olahraga intensitas tinggi. 

Pencegahan melalui skrining kardiovaskular rutin sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko ini sejak dini.

Percayakan masalah jantung anda pada BraveHeart Center.

 

Share to
BraveHeart Check Up

membantu Anda memahami dan menjaga kesehatan jantung untuk hidup lebih sehat.

Tim Dokter Multidisiplin Kami

Dipimpin oleh dokter senior terkemuka, tim kami terdiri dari dokter spesialis dan subspesialis terbaik dari dua rumah sakit penelitian nasional utama di Indonesia, bersatu dengan semangat untuk memberikan perawatan pasien yang unggul.

Baca artikel lainnya